Senin, 15 Juli 2019

Tugas 9 Rekayasa Lalulintas


TUGAS 9 "KONSEP DASAR DAN ANALISA OLAH DATA"

TUGAS REKAYASA LALU LINTAS
“KONSEP DASAR DAN ANALISA OLAH DATA”





Di Susun Oleh:
Try Fandy (16 630 076)





PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2019
ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Tinjauan Umum
Analisa yang mendalam akan menentukan perencanaan yang matang dan
tepat. Dalam Perencanaan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional
Ahmad Yani Semarang ini, analisa dilakukan untuk mendapatkan parameterparameter
yang dibutuhkan dalam tahap perencanaan nantinya. Data yang
diambil adalah data yang didapat dari institusi terkait, hasil pengamatan
langsung, wawancara, maupun dari literatur.
Analisa dalam Perencanaan Akses Menuju Terminal Baru Bandara
Internasional Ahmad Yani Semarang ini adalah
•Analisa data lalu lintas
•Analisa data daya dukung tanah (DDT)
•Analisa data curah hujan
Dari analisa-analisa tersebut diharapkan akan didapatkan parameter
untuk kebutuhan desain yang sesuai dengan kondisi daerah setempat.
4.2 Data Lalu Lintas
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, data lalu lintas yang dipergunakan
yaitu data LHR tahun 2002 s/d 2006. LHR Bandara Ahmad Yani Kota
Semarang dipengaruhi oleh LHR dari ruas jalan masuk Bandara eksisting.
Ruas jalan tersebut dipergunakan untuk analisis selanjutnya. Hal ini
karena kendaraan yang tercatat dari ruas jalan ini merupakan lalu lintas
kendaraan yang menuju dan keluar dari Bandara Ahmad Yani Kota Semarang.
Baik jalan eksisting maupun jalan akses baru yang akan direncanakan,
merupakan ruas jalan yang melayani lalu lintas luar kota. Maka, LHR yang
mewakili jenis lalu lintas akses tersebut adalah dari ruas jalan tersebut. Data –
data yang dianalisa yaitu berupa :
1. Data Sekunder
2. Data Primer
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 2
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4.2.1 Data Sekunder
Berdasarkan pengamatan LHR dari instansi terkait (Dinas
Perhubungan) untuk kedua ruas jalan diatas didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data LHR 2002– 2006( smp/hari )
Tahun Golongan
LHR Ruas Jalan (smp/hari)
Jalan Akses Bandara Eksisting
2002
1 281
2 472
3 41
4 29
5 6
6 2
7 1
8 0
2003
1 237
2 458
3 37
4 42
5 2
6 5
7 2
8 2
2004
1 348
2 692
3 81
4 62
5 5
6 8
7 4
8 3
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 3
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Lanjutan Tabel 4.1
Tahun Golongan
LHR Ruas Jalan (smp/hari)
Jalan Akses Bandara Eksisting
2005
1 575
2 768
3 92
4 87
5 16
6 7
7 2
8 1
2006
1 393
2 586
3 89
4 56
5 2
6 4
7 2
8 0
Sumber: Dinas Perhubungan Propinsi Jateng (2002 – 2006)
Keterangan golongan kendaraan :
1 = Sepeda motor, sepeda dan roda tiga
2 = Sedan, Jeep dan Station Wagon
3 = Oplet, Pick Up, Suburban, combi, minibus
4 = Mikro truck dan mobil hantaran
5 = Bis
6 = Truck 2 sumbu
7 = Truck 3 sumbu atau lebih, gandengan dan trailer
8 = Kendaraan tak bermotor
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 4
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4.2.2 Data Primer
Untuk prediksi lalu lintas yang akan datang maka perlu mengetahui
kondisi lalu lintas kendaraan yang masuk bandara dimana lalu lintas primer
dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung di lapangan yaitu dengan
menghitung kendaraan yang lewat dari semua golongan pada ruas jalan masuk
eksisting bandara Ahmad Yani Semarang. Telah diketahui berdasarkan
wawancara dengan pihak Angkasa Pura I dan Sun Parking Bandara Ahmad
Yani serta berdasarkan frekuensi jadwal keberangkatan dan kedatangan (dapat
dilihat pada lampiran), hari-hari puncak adalah hari Jumat, Sabtu, dan Senin.
Berikut hasil survei dari ketiga hari tersebut :
Hasil Survei Lalu Lintas
Hari / Tanggal : Jumat / 29 Juni 2007
Ruas Jalan : Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani)
Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8
Pagi
06.00-06.15 32 57 0 0 0 0 0 0
06.15-06.30 37 55 0 0 0 0 0 0
06.30-06.45 40 68 4 0 0 0 0 0
06.45-07.00 17 69 2 5 1 0 0 0
07.00-07.15 30 58 0 3 0 0 0 0
07.15-07.30 2 65 1 0 0 0 0 0
07.30-07.45 47 59 5 0 2 1 0 0
07.45-08.00 31 79 2 7 1 0 1 0
Siang
12.00-12.15 28 46 5 0 0 0 0 0
12.15-12.30 13 52 0 0 0 0 0 0
12.30-12.45 10 47 0 3 0 0 0 0
12.45-13.00 8 26 2 1 3 0 0 0
13.00-13.15 5 31 0 5 2 0 0 0
13.15-13.30 7 23 0 0 0 0 0 0
13.30-13.45 24 39 0 0 0 0 0 1
13.45-14.00 3 43 0 0 0 0 0 0
Sore
16.00-16.15 30 63 7 12 2 1 0 0
16.15-16.30 34 54 10 15 0 0 0 0
16.30-16.45 28 59 0 11 0 0 0 0
16.45-17.00 17 66 0 8 0 2 0 1
17.00.17.15 38 49 17 5 1 0 0 0
17.15-17.30 22 43 0 9 3 0 0 0
17.30-17.45 19 72 0 0 0 0 0 0
17.45-18.00 21 45 3 2 0 0 0 0
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 5
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Hasil Survei Lalu Lintas
Hari / Tanggal : Sabtu / 30 Juni 2007
Ruas Jalan : Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani)
Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8
Pagi
06.00-06.15 27 35 3 0 0 0 0 0
06.15-06.30 25 47 0 0 0 0 0 0
06.30-06.45 14 49 0 1 0 0 0 0
06.45-07.00 30 32 2 0 0 0 0 0
07.00-07.15 21 51 4 3 2 0 0 0
07.15-07.30 17 42 0 0 0 1 0 0
07.30-07.45 16 41 0 5 1 0 0 0
07.45-08.00 14 24 4 2 1 0 0 0
Siang
12.00-12.15 8 30 1 0 0 0 0 0
12.15-12.30 12 32 0 0 0 0 0 0
12.30-12.45 14 40 0 0 0 0 0 0
12.45-13.00 5 45 0 0 0 1 0 0
13.00-13.15 17 52 0 0 1 0 0 0
13.15-13.30 21 51 4 0 0 0 0 0
13.30-13.45 11 43 2 2 0 0 0 0
13.45-14.00 18 37 3 1 1 0 0 0
Sore
16.00-16.15 23 43 0 1 1 0 0 0
16.15-16.30 21 42 0 0 0 0 0 2
16.30-16.45 22 46 0 0 2 0 0 0
16.45-17.00 15 31 4 3 0 0 0 1
17.00.17.15 12 30 2 0 0 0 0 0
17.15-17.30 27 37 0 0 4 1 0 0
17.30-17.45 18 47 1 2 2 0 0 0
17.45-18.00 19 51 1 0 2 0 0 0
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 6
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Hasil Survei Lalu Lintas
Hari / Tanggal : Senin / 2 Juli 2007
Ruas Jalan : Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani)
Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8
Pagi
06.00-06.15 35 67 2 4 0 0 0 0
06.15-06.30 41 61 0 2 0 0 0 0
06.30-06.45 28 52 5 0 0 1 0 0
06.45-07.00 15 66 0 7 2 0 0 0
07.00-07.15 36 64 0 0 1 1 0 0
07.15-07.30 40 69 6 0 0 0 0 0
07.30-07.45 39 77 2 8 0 0 0 0
07.45-08.00 18 74 2 4 1 0 0 0
Siang
12.00-12.15 20 35 0 1 0 0 0 0
12.15-12.30 18 44 0 0 0 0 1 0
12.30-12.45 22 33 2 0 0 0 0 0
12.45-13.00 13 37 0 2 2 0 0 0
13.00-13.15 17 47 0 3 0 1 0 1
13.15-13.30 24 20 1 0 0 0 0 0
13.30-13.45 25 23 0 0 0 0 0 0
13.45-14.00 27 36 1 2 3 1 0 0
Sore
16.00-16.15 41 44 0 1 3 0 1 0
16.15-16.30 39 47 0 0 1 0 0 0
16.30-16.45 27 52 2 4 0 0 0 1
16.45-17.00 36 45 0 3 2 2 1 0
17.00.17.15 22 46 0 0 0 1 0 2
17.15-17.30 40 51 1 1 0 0 0 2
17.30-17.45 24 47 3 0 0 1 0 0
17.45-18.00 25 49 2 0 2 1 0 0
Gambar 4.1. Foto-foto survey di Ruas Jalan Masuk
Bandara Eksisting
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 7
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
A. Volume Jam Puncak
Volume jam puncak adalah volume lalu lintas terbesar yang terjadi
selama satu jam pengamatan untuk masing – masing arah. Data hasil pengamatan
di atas merupakan data traffic counting dalam kendaraan per 15 menit. Untuk
mencari jam puncak yang terjadi selama 2 jam dilakukan pengamatan dalam 3
tahap. Maka dari hasil survei beberapa lokasi yang dipergunakan sebagai
pedoman VJP dan dipergunakan pula sebagai perhitungan selanjutnya adalah
pengamatan kendaraan – kendaraan yang lewat pada ruas jalan masuk bandara
eksisting pada hari Senin waktu pagi hari ( 06.00 – 07.00 ).
Di bawah ini hasil estimasi VJP berdasarkan variasi yang terjadi selama dua jam
pada ruas jalan masuk bandara eksisting.
Tabel 4.2 VJP arah masuk bandara / 1a
Jam Survei LHR setiap golongan kendaraan (kendaraan) total
1 2 3 4 5 6 7 8
06.00-06.15 35 67 2 4 0 0 0 0 108
06.15-06.30 41 61 0 2 0 0 0 0 104
06.30-06.45 28 52 5 0 0 1 0 0 86
06.45-07.00 15 66 0 7 2 0 0 0 90
Jumlah 119 246 7 13 2 1 0 0 388
Jam Survei
Indeks
EMP
LHR setiap golongan kendaraan (smp)
0.25 1 1 1 2.5 2.5 3 7 total
1 2 3 4 5 6 7 8
06.00-06.15 8.75 67 2 4 0 0 0 0 79.75
06.15-06.30 10.25 61 0 2 0 0 0 0 73.25
06.30-06.45 7 52 5 0 0 2.5 0 0 66.5
06.45-07.00 3.75 66 0 7 5 0 0 0 81.75
Jumlah 29.75 246 7 13 5 2.5 0 0 301.25
Sumber : analisa data primer
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 8
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Tabel 4.3 VJP arah keluar bandara / 1b
Jam Survei LHR setiap golongan kendaraan (kendaraan) total
1 2 3 4 5 6 7 8
06.00-06.15 22 37 2 0 0 0 0 0 61
06.15-06.30 15 63 0 7 2 0 0 0 87
06.30-06.45 39 79 2 8 0 0 0 0 128
06.45-07.00 41 61 0 2 0 0 0 0 104
Jumlah 117 240 4 17 2 0 0 0 380
Jam Survei
Indeks EMP
LHR setiap golongan kendaraan (smp)
0.25 1 1 1 2.5 2.5 3 7 total
1 2 3 4 5 6 7 8
06.00-06.15 5.5 37 2 0 0 0 0 0 44.5
06.15-06.30 3.75 63 0 7 5 0 0 0 78.75
06.30-06.45 9.75 79 2 8 0 0 0 0 98.75
06.45-07.00 10.25 61 0 2 0 0 0 0 73.25
Jumlah 29.25 240 4 17 5 0 0 0 295.25
Sumber : analisa data primer
B. Volume Lalu Lintas Harian Rata – Rata (VLHR)
− Data Primer
Volume Harian Rata – Rata (LHRT) dihitung berdasarkan VJP dari hasil
survei lapangan dan selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus
LHRT dari MKJI sebagai berikut :
Rumus : LHRT = (Qdh / k), dimana Qdh = VJP
VLHR = (VJP / k), dimana nilai k = 0,09
Menurut MKJI untuk daerah kota – kota dengan penduduk > 1 juta dan
untuk jalan didaerah pemukiman, nilai faktor k diambil sebesar 9 %, maka
volume lalu lintas jalan masuk bandara tahun 2007 adalah sebagai berikut :
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 9
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Tabel 4.4 Data VLHR Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani)
no Jenis Kend arah Masuk
VJP
1 / k
VLHR 2007
Kend smp Kend smp
1 Sepeda Motor 119 29.75 11.1111 1322.22 330.55
2 Mobil 246 246 11.1111 2733.33 2733.33
3 Opelet, Minibus 7 7 11.1111 77.78 77.78
4 Mobil Hantaran 13 13 11.1111 144.44 144.44
5 Bus Besar 2 5 11.1111 22.22 55.55
6 Truk 2 as 1 2.5 11.1111 11.11 27.78
7 Truk 3 as / trailler 1 1.5 11.1111 11.11 16.66
8 Kend tak Bermotor 0 0 11.1111 0 0
Jumlah 389 304.75 4322.21 3386.09
No Jenis Kend arah Keluar
VJP 1 / k VLHR 2007
Kend smp Kend smp
1 Sepeda Motor 117 29.25 11.1111 1299.99 324.99
2 Mobil 240 240 11.1111 2666.66 2666.66
3 Opelet, Minibus 4 4 11.1111 44.44 44.44
4 Mobil Hantaran 17 17 11.1111 188.89 188.89
5 Bus Besar 2 5 11.1111 22.22 55.55
6 Truk 2 as 0 0 11.1111 0 0
7 Truk 3 as/trailler 0 0 11.1111 0 0
8 Kend tak Bermotor 0 0 11.1111 0 0
Jumlah 380 295.25 4222.2 3280.53
Sumber : Analisa data primer
4.3 Analisa Angka Pertumbuhan Lalu Lintas
Prediksi tingkat pertumbuhan lalu lintas (i) didapat berdasarkan data
LHR total pada Tabel 4.1 di atas. Dari masing-masing ruas jalan dicari tingkat
pertumbuhan lalu lintasnya, dengan menggunakan analisis regresi linear (lihat
tabel 4.5). Setelah persamaan regresinya diketahui, kemudian bisa dicari angka
pertumbuhan tiap tahun (Tabel 4.6).
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 10
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Tabel 4.5 Analisis regresi LHR Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani)
n Tahun LHR (Y) Tahun Ke- (X) XY Y^2 X^2 X - Xr (X - Xr)^2 Y - Yr (Y - Yr)^2 Sxy
1 2002 832.0 1 832.0 692224.0 1 -2 4 -268.0 71824.00 536.00
2 2003 785.0 2 1570.0 616225.0 4 -1 1 -315.0 99225.00 315.00
3 2004 1203.0 3 3609.0 1447209.0 9 0 0 103.0 10609.00 0.00
4 2005 1548.0 4 6192.0 2396304.0 16 1 1 448.0 200704.00 448.00
5 2006 1132.0 5 5660.0 1281424.0 25 2 4 32.0 1024.00 64.00
5 5500 15 17863.0 6433386.0 55 0.0 10.00 0.0 383386.00 1363.00
Xr = 3 Sxx = 10 b = 136.30 Maka, rumus regresi linear adalah : Y = a + bx
Yr = 1100 Syy = 383386.00 a = 691.10 Y = 691.1 + 136.3 X
Sxy = 1363.0
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 11
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
in 1 − ⎟⎠

⎜⎝
⎛ −
=
A
B A dan i rata-rata = i
dimana : B = LHR tahun ke-n
A = LHR tahun sebelumnya
i = Angka pertumbuhan ruas Jalan Masuk Eksisting Bandara
(Jl. Puad A. Yani)
Tabel 4.6. Perhitungan Angka pertumbuhan ruas Jalan Masuk Eksisting
Bandara (Jl. Puad A. Yani)
Tahun
Tahun Ke-
(X) LHR (Y) i (%)
2007 6 1508.9
2008 7 1645.2 0.09033
2009 8 1781.5 0.08285
2010 9 1917.8 0.07651
2011 10 2054.1 0.07107
2012 11 2190.4 0.06636
2013 12 2326.7 0.06223
2014 13 2463.0 0.05858
2015 14 2599.3 0.05534
2016 15 2735.6 0.05244
2017 16 2871.9 0.04982
2018 17 3008.2 0.04746
2019 18 3144.5 0.04531
2020 19 3280.8 0.04335
2021 20 3417.1 0.04154
2022 21 3553.4 0.03989
2023 22 3689.7 0.03836
2024 23 3826.0 0.03694
2025 24 3962.3 0.03562
2026 25 4098.6 0.03440
2027 26 4234.9 0.03326
2028 27 4371.2 0.03218
2029 28 4507.5 0.03118
2030 29 4643.8 0.03024
Total i (%) = 1.15525
Rata-rata = 0.0481354
Angka Pertumbuhan = 4.814 %
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 12
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Keterangan :
• Tahun 2007 – 2009 merupakan masa perencanaan.
• Tahun 2009 – 2011 merupakan masa pelaksanaan.
• Tahun 2011 – 2030 merupakan umur rencana, yaitu selama 20 tahun.
Dari hasil perhitungan didapatkan angka pertumbuhan lalu lintas Bandara
Ahmad Yani Semarang adalah 4,81 % per tahun. Angka pertumbuhan ini akan
digunakan untuk memprediksikan besar LHR hingga umur rencana yang ditentukan.
4.3.1 Analisa Tingkat Kinerja Jalan Existing
Untuk mengetahui tingkat kinerja jalan existing 2007 sampai 2030
apakah masih mampu melayani arus lalu lintas, maka dilakukan perhitungan
dengan membandingkan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan tersebut
(C), yaitu bila dihasilkan angka ≤ 0,75 berarti jalan masih mampu melayani
arus lalu lintas dengan baik. Bila sudah > 0,75 berarti jalan sudah mulai sering
macet dan tidak mampu untuk melayani arus lalu lintas.
Dari tabel 4.1. diatas, ditentukan salah satu ruas yang paling rendah
tingkat pelayanannya secara visual. Berdasarkan pengamatan langsung di
lapangan ruas jalan yang dipilih adalah Jalan Arteri Utara. Jalan tersebut
dipilih karena :
• Aktivitas samping jalan tinggi akibat adanya PRPP, sekolah, Perkantoran
Instansi Pemerintah, dan jalan masuk ke Pantai Marina
• Tingginya kepadatan (density) pada Jalan Arteri Utara diakibatkan
volume lalu lintas yang melewati ruas ini.
Berikut ini adalah parameter-parameter dari ruas Jalan Arteri Utara.
− Tipe jalan : Empat - lajur dua-arah tak terbagi (4/2 UD)
− Fungsi jalan : arteri primer
− Tipe daerah : perindustrian, pendidikan, pariwisata
− Lebar jalan : 14,5 meter
− Lebar bahu jalan : sisi kiri 3,5 meter dan sisi kanan tidak ada.
− Lebar trotoar : 1 meter untuk sisi kiri dan sisi kanan tidak ada
− Kelandaian jalan : datar
− Saluran drainase bersifat terbuka.
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 13
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Maka dari hasil pengamatan langsung di lapangan, yaitu berupa daerah
perindustrian dan pariwisata dengan aktivitas sisi jalan tinggi, disimpulkan
bahwa kelas hambatan samping pada Jalan Akses Bandara Eksisting adalah
“tinggi (H)”.
􀂾 Menghitung kapasitas Jalan Akses Bandara Eksisting
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam).
Keterangan :
C = Kapasitas (smp/jam).
Co = Kapasitas dasar ; diambil sebesar 4 x 1500 = 6000 smp/jam, untuk
jalan 4 lajur tak terbagi ( tabel 2.15).
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas ; diambil sebesar 1,00
untuk lebar jalur 3,50 meter ( Tabel 2.16 ).
FCsp = Faktor penyesuaian kapasitas untuk Pemisah Arah ; diambil 0,97
untuk lalu lintas 60 – 40 ( Tabel 2.17 ).
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping ; diambil 0,95 yaitu untuk
kelas hambatan samping tinggi dan jarak kerep penghalang ≥ 2,00
meter ( Tabel 2.18 ).
FCcs = Faktor penyesuaian Ukuran Kota ; diambil 1,00 untuk jumlah
penduduk 1 – 3 juta jiwa ( Tabel 2.20 )
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
C = 6000 x 1,00 x 0,97 x 0,87 x 1,00
C = 5063,4 smp/jam
􀂾 Analisa Tingkat Pelayanan Jalan
Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja jalan adalah
derajat kejenuhan (degree of saturation = DS), kecepatan dan waktu tempuh.
DS merupakan perbandingan antara arus yang lewat dan kapasitas
jalan (DS = Q/C). Sesuai dengan MKJI , besar derajat kejenuhan maksimum yang
masih diperbolehkan adalah 0,75. Apabila hasil yang didapat lebih besar dari itu,
maka sebaiknya direncanakan alternatif pemecahan, yang akan dibahas pada bab
selanjutnya.
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 14
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Derajat Kejenuhan
Besar arus (Q) dihitung dari persamaan :
Q = k x LHR (smp/jam)
dengan k = 0,09 untuk jalan perkotaan ( MKJI )
Perhitungan LHR disesuaikan dengan umur rencana pada perencanaan, yaitu
20 tahun. Dalam memperkirakan nilai LHR selama umur rencana, dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
LHRn = LHR0 . (1+i)n
Dimana : LHRn = LHR tahun ke-n
LHR0 = LHR awal tahun rencana
i = Faktor pertumbuhan lalu lintas
n = Umur rencana
Umur rencana adalah 20 tahun, namun nilai n yang dimasukkan
ke dalam perhitungan pada Tabel 4.7 di bawah adalah 1 tahun. LHR awal
tahun rencana merupakan data LHR tahun 2007 per 2 arah.
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 15
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Tabel 4.7 Perhitungan derajat kejenuhan (DS)
Tahun
LHR (SMP) Arus (Q) Kapasitas (C) DS
Jalan Masuk
Bandara
Eksisting smp/jam smp/jam Q/C
2007 1508.9 135.8 5063.4 0.0268
2008 1645.2 148.1 5063.4 0.0292
2009 1781.5 160.3 5063.4 0.0317
2010 1917.8 172.6 5063.4 0.0341
2011 2054.1 184.9 5063.4 0.0365
2012 2190.4 197.1 5063.4 0.0389
2013 2326.7 209.4 5063.4 0.0414
2014 2463.0 221.7 5063.4 0.0438
2015 2599.3 233.9 5063.4 0.0462
2016 2735.6 246.2 5063.4 0.0486
2017 2871.9 258.5 5063.4 0.0510
2018 3008.2 270.7 5063.4 0.0535
2019 3144.5 283.0 5063.4 0.0559
2020 3280.8 295.3 5063.4 0.0583
2021 3417.1 307.5 5063.4 0.0607
2022 3553.4 319.8 5063.4 0.0632
2023 3689.7 332.1 5063.4 0.0656
2024 3826.0 344.3 5063.4 0.0680
2025 3962.3 356.6 5063.4 0.0704
2026 4098.6 368.9 5063.4 0.0729
2027 4234.9 381.1 5063.4 0.0753
2028 4371.2 393.4 5063.4 0.0777
2029 4507.5 405.7 5063.4 0.0801
2030 4643.8 417.9 5063.4 0.0825
Sumber : Hasil Analisa 2007
Dari hasil perhitungan bisa dilihat, angka derajat kejenuhan masih
dibawah dari standar yang disyaratkan (0,75). Dapat disimpulkan bahwa
sampai tahun 2030, kapasitas jalan masuk bandara ini masih memenuhi syarat
untuk melayani arus lalu lintas yang lewat.
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 16
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4.3.2 Analisa Tingkat Kinerja Jalan Akses Baru
Adanya jalan akses yang baru, akan menyebabkan terpisahnya antara
terminal penumpang dengan aktifitas kantor PT. Angkasa Pura I. Maka, arus
kendaraan yang melalui jalan akses eksisting akan berkurang, sehingga tingkat
pelayanan jalan akan bertambah.
1. Volume Lalu Lintas
Untuk mengetahui tingkat kinerja jalan akses baru, akan dihitung dari awal
jalan dibuka dengan berpedoman volume lalu lintas tahun 2011 sampai
dengan akhir umur rencana yaitu 2030.
2. Kapasitas Jalan Akses Baru
Jalan Akses Baru direncanakan tahun 2007 dan dilaksanakan tahun 2009
dan rencana jalan dibuka tahun 2011 dengan umur rencana pelayanan 20
tahun yaitu sampai dengan tahun 2030. Tingkat kinerja Jalan Lingkar ini
direncanakan minimal dapat melayani arus lalu lintas sampai dengan akhir
umur rencana (20 tahun) sampai dengan 2030 dengan berdasarkan volume
lalu lintas awal (LHR 2011).
Untuk menghitung VJP diperlukan faktor penyesuaian ( k ) yaitu untuk
daerah kota – kota dengan penduduk > 1 juta dan untuk jalan didaerah
pemukiman Faktor k ditentukan antara 8 % - 9 % terhadap LHRT. Untuk
perencanaan Jalan Akses Baru ini diambil nilai Faktor k 9 %, sedangkan untuk
prosentase arus lalu lintas jalan akses baru adalah 50 – 50 sesuai dengan
predisksi yang ada.
Jalan Akses Baru dalam hal ini pada awal jalan dibuka mempunyai tipe
jalan dua lajur dua arah tak terbagi sehingga kapasitas jalan akan sebesar :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam)
Keterangan :
C = Kapasitas (smp/jam).
Co = Kapasitas dasar ; diambil sebesar 2900 smp/jam, untuk jalan 2 lajur
tak terbagi 2/2 UD( tabel 2.15).
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas ; diambil sebesar 1,14
untuk lebar jalur 8 meter ( Tabel 2.16 ).
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 17
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
FCsp = Faktor penyesuaian kapasitas untuk Pemisah Arah ; diambil 1,00
untuk lalu lintas 50 – 50 ( Tabel 2.17).
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping ; diambil 0,86 yaitu untuk
kelas hambatan samping tinggi dan jarak kerep penghalang 1 meter (
Tabel 2.18).
FCcs = Faktor penyesuaian Ukuran Kota ; diambil 1,00 untuk jumlah
penduduk 1 – 3 juta jiwa ( Tabel 2.20).
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
C = 2900 x 1,14 x 1,00 x 0,86 x 1,00 = 2843,16 smp/jam
3. Analisa Pemisahan Arus Lalu Lintas
Pemisahan arus terjadi setelah jalan akses yang baru selesai dibangun,
yaitu pada awal tahun 2011. Tabel 4.10 menunjukkan estimasi jumlah
LHR selama masa perencanaan dan masa pelaksanaan, sesuai angka
pertumbuhan yang telah dianalisa. Adapun asumsi pemisahan arus lalu
lintas sebesar 10 % dari semua golongan. Pemisahan arus seperti di atas
baru terjadi setelah jalan akses yang baru selesai dibangun, yaitu pada awal
tahun 2011
Tabel 4.8 LHR tiap golongan kendaraan hingga tahun 2010
Tahun LHR setiap golongan kendaraan (SMP) Total
1 2 3 4 5 6 7
2006 393
586
89
56
2
4
2
1132
2007 453 589 97 35 1 3 1 1179
2008 412 741 45 27 2 1 0 1228
2009 365 740 150 20 1 2 1 1279
2010 552 666 74 34 3 1 2 1332
Sumber : Hasil Analisa 2007
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 18
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Maka, setelah jalan akses selesai dibangun awal tahun 2011, arus lalu lintas
yang masuk adalah seperti terlihat pada Tabel 4.11 di bawah ini.
Tabel 4.9 LHR pada awal tahun 2011
LHR setiap golongan kendaraan (SMP) Total
1 2 3 4 5 6 7
575 694 77 35 2 3 1 1388
Sumber : Hasil Analisa 2007
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 19
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4. Analisa Tingkat Pelayanan Jalan Akses Baru
Tingkat pelayanan jalan, dalam hal ini adalah derajat kejenuhan (DS),
harus dianalisa apakah setelah dibangunnya jalan akses baru, memang
dapat mengatasi masalah lalu lintas di dalam kota. Nilai DS yang
disyaratkan sesuai MKJI adalah ≤ 0,75. Perhitungan derajat kejenuhan
jalan akses baru, dapat dilihat pada Tabel 4.12 di bawah ini.
Tabel 4.10 Perhitungan derajat kejenuhan (DS)
Jalan Akses Baru
Tahun
LHR (SMP) Arus (Q) Kapasitas (C) DS
Jalan Akses
Baru smp/jam smp/jam Q/C
2007 1508.9 135.8 2843.16 0.0478
2008 1645.2 148.1 2843.16 0.0521
2009 1781.5 160.3 2843.16 0.0564
2010 1917.8 172.6 2843.16 0.0607
2011 2054.1 184.9 2843.16 0.0650
2012 2190.4 197.1 2843.16 0.0693
2013 2326.7 209.4 2843.16 0.0737
2014 2463.0 221.7 2843.16 0.0780
2015 2599.3 233.9 2843.16 0.0823
2016 2735.6 246.2 2843.16 0.0866
2017 2871.9 258.5 2843.16 0.0909
2018 3008.2 270.7 2843.16 0.0952
2019 3144.5 283.0 2843.16 0.0995
2020 3280.8 295.3 2843.16 0.1039
2021 3417.1 307.5 2843.16 0.1082
2022 3553.4 319.8 2843.16 0.1125
2023 3689.7 332.1 2843.16 0.1168
2024 3826.0 344.3 2843.16 0.1211
2025 3962.3 356.6 2843.16 0.1254
2026 4098.6 368.9 2843.16 0.1297
2027 4234.9 381.1 2843.16 0.1341
2028 4371.2 135.8 2843.16 0.0478
2029 4507.5 148.1 2843.16 0.0521
2030 4643.8 160.3 2843.16 0.0564
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 20
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4.3.3 Kecepatan Arus Bebas
Kecepatan arus bebas yang dipakai sebagai ukuran kinerja lalu lintas dalam
MKJI adalah kecepatan arus bebas kendaraan ringan (LV) dengan mengalikan faktor
Fvo, FVw, FFVsf, dan FFcs dengan rumus :
FV = ( FV0 + FVW ) x FFVSF x FFVCS
Dimana ; FV0 untuk tipe jalan 4/2 UD = 53 km/jam (Tabel 2.11)
FVW untuk lebar jalur 3,50 meter = 0,00 km/jam (Tabel 2.12)
FFVSF untuk hambatan samping tinggi dengan lebar bahu 1 meter = 0,87 (Tabel
2.13)
FFVCS untuk jumlah penduduk sebanyak 1,0 – 3,0 juta jiwa = 1,00 (Tabel 2.14)
Maka : FV = (53 + 0) x 0,87 x 1,00 = 46,11 km/jam
Berdasarkan kecepatan arus bebas tersebut diatas maka dipakai kecepatan
rencana maksimum sebesar 60 km/jam.
4.4. Analisa Data Tanah
Dari data yang kami dapat dari Lab. Mekanika Tanah Jurusan T. Sipil
UNDIP , CBR Lapangan untuk daerah bandara dan sekitarnya ada 10 titik.
Contoh Perhitungan untuk titik 1 :
Saringan 0,1” : 45,03 Nilai CBR = x 100 % = 4,503 %
Saringan 0,2” : 49,12 Nilai CBR = x 100 % = 3,27 %
Dari kedua saringan tersebut diambil rata-rata nilai CBR nya :
= 3,887 %
Hasil dari perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :
Titik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai Sar. 0,1" (%) 4,503 1,842 1,228 2,149 1,842 2,558 2,047 1,74 1,74 1,535
CBR Sar. 0,2" (%) 3,27 1,592 1,001 1,455 1,41 2,638 1,637 0,955 1,091 1,046
Rata-rata (%) 3,887 1,717 1,115 1,802 1,649 2,598 1,842 1,348 1,416 1,291
1000
45 ,03
1500
49 ,12
2
4,503%+3,27%
Tabel 4.11. Hasil Perhitungan CBR
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 21
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Tabel 4.12. Data CBR untuk Jalan Akses Baru Bandara
Nilai
CBR
(%)
Jumlah Jumlah lebih besar
atau sama dengan
Jumlah lebih besar atau
sama dengan (%)
1.15 1 10 100.00
1.29 1 9 90.00
1.35 1 8 80.00
1.42 1 7 70.00
1.65 1 6 60.00
1.72 1 5 50.00
1.80 1 4 40.00
1.84 1 3 30.00
2.60 1 2 20.00
3.89 1 1 10.00
10
Sumber : Hasil Analisa 2007
Nilai CBR yang mewakili adalah nilai yang didapat dari angka presentase 90%
(PPTPLJR SKBI-2.3.26. 1987 hal. 12)
Gambar 4.2. Dari Grafik didapat CBR yang mewakili (90%) adalah 1,291 %.
1,291
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 22
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4.5 Analisa Data Hidrologi
Analisa data hidrologi dimaksudkan untuk menentukan besarnya
intensitas curah hujan (I). Data yang digunakan adalah data curah hujan
dengan periode ulang 5 tahun. Lokasi stasiun curah hujan di daerah Semarang.
Intensitas curah hujan ini digunakan untuk :
− Mendimensi tebal perkerasan lentur, yaitu untuk mendapatkan nilai faktor
regional (FR). Data yang dipergunakan yaitu data curah hujan bulanan.
Nilai intensitas yang diperlukan yaitu intensitas curah hujan rata-rata per
tahun (mm/tahun).
− Menentukan dimensi saluran samping, gorong-gorong maupun fasilitas
drainase lainnya. Data yang dipergunakan yaitu data curah hujan harian
maksimum (RRmax). Nilai intensitas yang didapatkan yaitu intensitas curah
hujan per jam (mm/jam).
4.5.1. Intensitas Curah Hujan Rata-rata per Tahun
Tabel 4.15 merupakan rekapitulasi data curah hujan tahunan di Stasiun
Curah Hujan Semarang. Untuk mencari curah hujan rata-rata per tahun
dihitung dengan rata-rata hitung biasa, dengan jumlah data sebanyak 5tahun.
Tabel 4.13. Data Jumlah Curah Hujan Tahunan
Tahun
Jumlah curah hujan
(mm)
2002 113.25
2003 216
2004 165
2005 324
2006 689
1507.25
Sumber : BMG Semarang
Maka, besar curah hujan rata-rata per tahun = ΣI / n
= 1507.25 / 10
= 150.725 mm / tahun
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 23
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4.5.2. Intensitas Curah Hujan Per Jam
Perhitungan standar deviasi data curah hujan bisa dilihat pada Tabel
4.16 berikut ini.
Tabel 4.14.
Perhitungan standar deviasi curah hujan harian maksimum
Tahun
Hujan harian
max (mm)
(xi)
Deviasi
(xi - xr) (xi - xr)2
2002 113.5 -37.25 1387.5625
2003 216 65.25 4257.5625
2004 165 14.25 203.0625
2005 324 173.25 30015.5625
2006 689 538.25 289713.063
1507.5 325576.813
Xr = Σxi / n
= 1507.25 / 10 = 150,725 mm
Sx = (xi − xr)2 / n
= 180.4375 mm
XT = ( T n)
n
x
r Y Y
S
x + S − dimana YT = 1,4999 (Lihat Bab 2.5.2)
Yn
= 0,4952 (Lihat Bab 2.5.2)
Sn
= 0,9496 (Lihat Bab 2.5.2)
XT = 341.657254mm
I = (90 % x XT) / 4
= (90 % x 99,7589) / 4 = 76.87 mm/jam
Nilai intensitas yang didapat, kemudian diplotkan pada kurva basis
(Gambar 4.2 di bawah), dengan waktu intensitas = 75 menit. Tarik garis
lengkung searah dengan garis lengkung kurva basis. Kurva ini merupakan
garis lengkung intensitas hujan rencana. Dari gambar dapat dilihat bahwa
nilai intensitas hujan rencana terkecil adalah 30 mm/jam, sedangkan nilai I
yang didapatkan dari hasil perhitungan di atas adalah 76.87 > 30 mm/jam.
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 24
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Maka lengkung basis dibuat berdasarkan nilai terkecil yang ada, yaitu 30
mm/jam, sehingga didapatkan lengkung basis sebagai berikut :
Gambar 4.3. Kurva basis
Gambar 4.4. Lengkung durasi Intensitas curah hujan Kota Semarang
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 25
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
− Menghitung Waktu Konsentrasi (TC)
T aspal
0,167
0,02
3,28 7,00 0,013
3
2
⎟ ⎟


⎜ ⎜


= × × ×
=1,188 menit
T bahu
0,167
0,04
3,28 2,00 0,10
3
2
⎟ ⎟


⎜ ⎜


= × × ×
=1,114 menit
T tanah
0,167
0,366
3,28 100 0,20
3
2
⎟ ⎟


⎜ ⎜


= × × ×
=1,754 menit
Maka didapatkan besar T1 = 1,188 + 1,114 + 1,754 = 4,056 menit
T2
60 1,5
1000
×
= = 11,111 menit
Maka besar TC = 4,056 + 11,111 = 15,167 menit
− Nilai Intensitas Hujan Maksimum
I maksimum didapat dengan mengeplotkan nilai TC secara vertikal
pada lengkung basis di atas hingga menyentuh lengkung intensitas rencana
yang telah tergambar sebelumnya. Nilai Imaks adalah nilai pada sumbu ordinat,
yaitu 153 mm/jam.
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 26
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4.5.3. DAS Sungai Siangker
Kali Siangker dengan kemiringan sungai adalah l = 1/1.680 =
0,000595. Debit banjir rencana Q50 = 43 m3/detik (sumber : Analisa Dampak
Lingkungan Reklamasi Pantai Marina Semarang, PSDA Jateng, 2005)
Gambar 4.5. Kondisi eksisting distribusi debit
banjir K. Silandak dan K. Siangker
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 27
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang

Tugas 8 Rekayasa Lalulintas

TUGAS 8 "KONSEP DASAR DAN TEKNIK PENGUMPUKAN DATA"

TUGAS REKAYASA LALU LINTAS
“KONSEP DASAR DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA”





Di Susun Oleh:
Try Fandy (16 630 076)





PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2019

"KONSEP DASAR DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA"

      Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survey lapangan, sedangkan data sekunder didapatkan dari instansi yang berwenang dalam penentuan kebijakan transportasi seperti Dinas Perhubungan dan Pemerintah Daerah.
Data primer yang diperlukan untuk analisis adalah:
Data kinerja lalu lintas saat ini, yang diukur dengan volume, kecepatan dan kepadatan lalu lintas;
Data penyebaran dan pembebanan perjalanan pada tiap ruas jalan dan simpang;
Volume lalu lintas saat ini dan akan datang sesuai dengan tahun rencana.
Data sekunder yang dapat diperoleh dari instansi terkait adalah :
Peta jaringan jalan dan peruntukan lahan (land use)
Data jumlah penduduk
Kondisi sosial ekonomi penduduk daerah studi
Kebijakan manajemen transportasi yang diterapkan
Data yang diperoleh dari hasil survey diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keadaan yang ada di lapangan, sehingga data ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan sebagai berikut  :
Pemantauan ( monitoring ) ;
Prakiraan ( forecasting ) ;
Kalibrasi  ( calibration ) ;
Validasi  (validation ).
Persiapan Survey Lalu Lintas
Sebelum survey dilakukan terlebih dahulu dilakukan persiapan untuk mengetahui kondisi lapangan yang sebenarnya serta dapat mempermudah mendapatkan petunjuk tentang survey yang akan dilakukan.  Hal ini akan mempermudah pengisian formulir survey yang akan digunakan serta pembuatan jadwal survey, kemudian dilanjutkan dengan membuat perencanaan detail survey tentang  :
Pelaksanaan survey ;
Menentukan kendala – kendala baik tenaga kerja, material, peralatan maupun yang lainnya ;
Menyesuaikan metode dengan kondisi lapangan yang ada;
Kebutuhan terhadap logistik, dan lain – lain.
Agar survey dapat dilakukan dengan efisien berikut informasi yang dibutuhkan sebelum pelaksanaan survey :
Peta
Peta adalah adalah persyaratan awal untuk melaksanakan survey.
Waktu dan Durasi Survey
Waktu pelaksanaan survey dipengaruhi oleh aktvitas kegiatan masyarakat pengguna lalu lintas. Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam penetapan waktu survey, antara lain mencakup :
Liburan Sekolah
Libur Musiman
Hari dalam Minggu (Waktu Kerja dan Waktu Istirahat)
Kondisi Iklim (Misalnya Musim Hujan)
Pekerjaan-pekerjaan Penanganan Jalan
Atas pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, juga pertimbangan ketersediaan dana, tenaga survey, alat survey, dan jadwal kegiatan proyek, maka survey dalam rangka pengumpulan data untuk kepentingan studi lalu lintas dan angkutan jalan dilaksanakan dengan penjadwalan yang disesuaikan.
Tenaga Surveyor dan Briefing
Survey inventarisasi melibatkan 5 (lima) orang surveyor, 1 (satu) orang penanggung jawab, dan 1 (satu) orang pengawas. Survey kecepatan melibatkan seorang pengemudi, 5 (lima) orang surveyor, 1 (satu) orang penanggung jawab, dan 1 (satu) orang pengawas. Sementara untuk survey pergerakan membelok, melibatkan 1 (satu) orang penanggung jawab, dan 1 (satu) orang pengawas.
Sebelum survey dilaksanakan, diadakan terlebih dahulu sebentuk pengarahan (briefing) kepada petugas oleh Koordinator yang berpengalaman.
Formulir dan Peralatan
Untuk keperluan survey lalu lintas, baik survey inventarisasi, kecepatan, maupun pergerakan membelok, didesain suatu bentuk formulir oleh tim penyusun, yang diupayakan mampu meng-cover semua jenis data yang diperlukan untuk keperluan pengumpulan data dan analisis lalu lintas. Sementara peralatan survey yang disediakan adalah sebagai berikut :
-Formulir survey inventarisasi
-Formulir survey kecepatan
-Formulir survey pergerakan membelok
-Clif Board
-Ballpoint
-Counter
-Pensil
-Penghapus
-Meteran
-Stop Watch
-Kamera
Transportasi dan Akomodasi
Untuk memobilisasi pergerakan dan penyebaran surveyor, disediakan kendaran sewa sebanyak 1 (satu) unit mobil penumpang untuk setiap harinya.
Pelaksanaan Survey Lalu Lintas
Survey lalu lintas sangat penting dilakukan untuk mendapatkan data primer sebagai gambaran nyata dari kondisi lapangan. Pelaksanaan survey dan jenis survey yang dilaksanakan  dijelaskan sebagai berikut, dan data hasil survey dapat dilihat pada lampiran.
Inventarisasi Jalan dan Persimpangan
Inventarisasi jalan dan persimpangan (Road Inventory Survey), dilakukan untuk mendapatkan data mengenai jenis dan jumlah hambatan samping (side friction), serta inventarisasi fasilitas perlengkapan jalan, baik yang ada sekarang maupun yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan kondisi jalan. Survey ini dilakukan pada semua sub ruas jalan dengan mengacu pada Indonesia Higway Capacity Manual atau Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Survey ini dapat dilakukan kapan saja (tidak terbatas hari kerja atau hari libur).
Data yang didapatkan dari survey ini adalah :
-Sketsa penampang tipikal atau layout
-Panjang dan lebar jalan, persimpangan dan fasilitas pejalan kaki
-Pengaturan ruas jalan, satu atau dua arah
-Pengaturan persimpangan misalnya diatur dengan prioritas, bundaran, APILL atau persimpangan tidak sebidang
-Rambu (jenis dan posisinya dalam orde 100-an meter)
-Marka dengan klasifikasi ada (tengah, pinggir), atau tidak ada
-Hambatan samping dengan klasifikasi statis (berdasarkan jenis objek yang ada di sisi jalan), dinamis (berdasarkan pengaruhnya    terhadap lalu lintas)
Pengamatan Kendaraan Bergerak
Pengamatan kendaraan bergerak (Moving Car Observer / Car Following Survey), dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kecepatan lalu lintas. Survey Moving car observer  ini dilakukan pada semua ruas jalan yang ada dan dilakukan sepanjang hari, sehingga diusahakan semua ruas tersurvey pada berbagai periode waktu, baik pada saat sibuk (peak period) maupun tidak (off peak). Dengan demikian, dari survey tersebut akan diperoleh besaran kecepatan rata-rata di ruas jalan.
Tenaga sureveyor dibagi tugas sebagai pengendara mobil, pencatat waktu, pencatat jarak, penghitung kendaraan yang mendahului dan didahului, serta penghitung kendaraan yang berpapasan. Adapun kendaraan yang dihitung hanya meliputi kendaraan mobil penumpang dan kendaraan yang memiliki dimensi sebanding atau lebih besar, untuk kendaraan roda dua maupun tidak bermotor diabaikan. Sementara pada ruas jalan dengan sistem satu arah, tidak dilakukan pencacahan kendaraan, baik kendaraan yang berlawanan arah, maupun yang mendahului dan yang didahului. Survey pengamat kendaraan bergerak dianjurkan untuk dilakukan 12 kali pergi pulang untuk satu ruas jalan.
Pengemudi kendaraan mengemudikan kendaraan dengan wajar sesuai kecepatan lalu lintas. Surveyor pertama menghitung kendaraan yang didahului dan mendahului, kemudian menghitung selisihnya dalam notasi y. Surveyor  kedua menghitung kendaraan yang berpapasan dalam notasi x, sedangkan surveyor ketiga menghitung waktu dan hambatan perjalanan.
Pada ruas jalan dengan sistem dua arah, dilakukan tahapan penghitungan sebagai berikut.
Volume lalu lintas dihitung dengan rumus :
Q = x + y    TA + TW   Dengan  :
TA    =   waktu perjalanan sewaktu berjalan melawan arus
TW    =   waktu perjalanan sewaktu berjalan bersama arus
Waktu perjalanan dihitung dengan rumus :
T =  TW – y    Q   Kemudian dari sejumlah data yang diperoleh, ditetapkan kecepatan rata-rata disetiap ruas. Sementara pada ruas sistem satu arah, kecepatan dihitung dengan membagi data jarak dengan data waktu.
V    =   s / t
Dengan :
V    =  kecepatan
s    =  jarak
t    =  waktu
Survey Pergerakan Membelok
Survey pergerakan membelok terklasifikasi (turning movement classified counting) dilakukan dengan menghitung volume kendaraan sesuai arah pergerakannya. Posisi surveyor pada survey persimpangan harus dapat mengambil posisi straregis dengan maksud agar dapat terpenuhinya syarat lokasi sebagai berikut :
Sudut pandang yang jelas pada semua lajur yang disurvey, karenanya perubahan waktu siklus dapat terlihat secepatnya.
Garis henti dan ban kendaraan  pada garis henti terlihat jelas.
Kendaraan di antrian paling belakang terlihat jelas dan dapat dVdentifikasi.
Kendaraan pada arus hilir terlihat agar surveyor dapat mengetahui bahwa antrian teerhambat atau tidak
Surveyor tidak terganggu pejalan kaki dan tidak diketahui pengemudi yang dapat terpengaruhi cara mengendaranya.
Pengumpulan dan kompilasi data yang dilakukan dengan survey diatas harus dilakukan sebaik mungkin, sehingga terhadap data tersebut dengan mudah dapat dilakukan pengecekan dan penelusuran kembali.  Pengumpulan dan kompilasi data yang baik harus mempunyai unsur – unsur berikut  :
-Nomor dokumen
Nomor dokumen merupakan kode yang mengidentifikasikan lembar kerja, dimana hal ini akan sangat dirasakan kebutuhannya untuk  data berskala besar.
-Lokasi Survey
Lokasi survey menunjukkan tempat survey dilakukan, dimana hal ini sebaiknya ditunjukan dengan peta atau sketsa lokasi, sehingga dengan mudah dapat dibaca orang yang memanfaatkan / mengolah data tersebut.
-Waktu survey
Waktu survey lalulintas harus dapat mencerminkan kapan survey tersebut dilakukan.  Untuk waktu yang berupa tahun, bulan, minggu, hari, dan jam, menit, serta jangka waktu pelaksanaan survey sangat diperlukan, mengingat karakteristik lalulintas yang sangat dinamis cepat berubah.
-Cuaca pada waktu survey
Karakteristik lalulintas sangat dipengaruhi oleh cuaca.  Cuaca yang dicatat pada saat melakukan survey lalulintas umumnya adalah cerah, mendung dan berawan.
-Pengamat
Informasi mengenai pelaksana survey, jabatan, dan tanggung jawab  sangat diperlukan bila terdapat inkonsistensi data yang diperoleh dan perlu dilakukan pengecekan.
-Metoda Survey
Alat yang digunakan untuk melakukan proses pengumpulan data lebih lanjut.
-Pengaturan lalulintas
Informasi tentang pengaturan lalulintas pada tempat dan keadaan tertentu sangat diperlukan misalnya larangan pada kendaraan  barang, sehingga pada data survey tidak akan ditemui data mengenai kendaraan dimaksud.
Lain – lain
Informasi lain yang diperlukan yang  mungkin akan mempengaruhi karakter lalulintas

Tugas 7 Rekayasa Lalulintas

TUGAS 7 " KONSEP DASAR DAN ANALISA METODE SURVEI LALU LINTAS"

TUGAS REKAYASA LALU LINTAS

“KONSEP DASAR DAN ANALISA METODE SURVEI LALU LINTAS”







Di Susun Oleh:
Try Fandy (16 630 076)





PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2019




“KONSEP DASAR DAN ANALISA METODE SURVEI LALU LINTAS”


Untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik lalu lintas maka diperlukan untuk mendapatkan berbagai informasi mengenai prasarana, lalu lintas yang bergerak diatasnya serta perilaku pengguna. Informasi tersebut dianalisis untuk memperoleh unjuk kerja lalu lintas, bila unjuk kerja berada dibawah standar pelayanan minimal, selanjutnya diusulkan perubahan geometrik atau pengaturan penggunaan ruang jalan.
Pada bab ini akan diuraikan jenis-jenis survai yang diperlukan, informasi yang dikumpulkan dalam survai, merumuskan formulir survai, tata cara melakukan survai, serta pengolahan dan penyajian hasil survai yang dilakukan dalam rangka memperbaiki unjuk kerja lalu lintas. 
Survei inventarisasi prasarana jalan
Merupakan survei untuk mengumpulkan data mengenai dimensi dan geometrik jalan, terdiri dari antara lain:
o    panjang ruas jalan;
o    lebar jalan;
o    jumlah lajur lalu lintas;
o    lebar bahu jalan;
o    lebar median;
o    lebar trotoar;
o    lebar drainase,
o    alinyemen horisontal;
o    alinyemen vertikal.



Bagian potongan melintang jalan ditunjukkan dalam gambar berikut:
Survei arus lalu lintas
Untuk mendapatkan informasi besaran arus lalu lintas perlu dilakukan survei untuk mendapatkan data yang representatif mengenai besaran arus lalu lintas. Besaran arus lalu lintas dipengaruhi oleh waktu, musim (musim hujan atau musim kemarau ataupun musim hari-hari besar keagamaan), hari pelaksanaan survei(hari pasar), pusat kegiatan, perumahan ataupun pada daerah wisata dan berbagai faktor lainnya; jenis kendaraan yang berlalu lintas (klasifikasi kendaraan);
Informasi yang dikumpulkan
Informasi yang dikumpulkan meliputi:
o    Arus pada ruas
o    Pergerakan dipersimpangan
o    Arus lalu lintas
o    Komposisi kendaraan
o    Volume jam puncak (VJP)
o    Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR)
Pengukur arus lalu lintas pneumatis

Metoda pelaksanaan survei
Ada dua metode yang biasanya digunakan untuk melakukan survey, yaitu
16.    Survei manual dengan menggunakan tenaga surveyor untuk menghitung arus lalu lintas yang melalui suatu potong jalan, survey ini membutuhkan biaya tenaga kerja yang besar, tapi dapat dilakukan dengan mudah. Permasalahan yang ditemukan dengan survai yang dilakukan secara manual adalah keakuratan dari hasil survai yang sangat tergantung kepada motivasi surveyor yang melakukan survai.
17.    Survei mekanis/elektronis, merupakan survai yang mempergunakan peralatan mekanis ataupun elektronis untuk mengukur jumlah kendaraan yang melewati suatu potong jalan ataupun kawasan di persimpangan. Peralatan survai yang digunakan berupa:
1.        Tabung pneumatik, merupakan perangkat mekanis pengukur arus lalu lintas dengan menempatkan suatu pipa pneumatik ditempatkan memotong jalan, pengukuran dilakukan bila roda kendaraan yang menginjak tabung yang kemudian direkam,
2.        Loop induksi, merupakan perangkat elektronis yang bekerja atas dasar induksi dari mesin mobil pada saat melewati loop. Loop ditanam dibawah permukaan jalan,
3.        Gelombang infra merah/ultra sonik, merupakan perangkat elektronis yang bekerja dengan memancarkan gelombang infra merah ataupun ultrasonik ke kendaraan yang lewat. Dengan metode ini selain besar arus juga dapat diklasifikasi serta kecepatan lalu lintas,
4.        Kamera video, yang digunakan dengan mengubah data menjadi terukur dalam prosesor. Dengan metode ini selain besar arus juga dapat diklasifikasi serta kecepatan lalu lintas
Survei manual
Untuk mendapatkan gambaran besar arus lalu lintas dan seberapa besar pengaruhnya terhadap kapasitas jalan, maka kendaraan di klasifikasikan menjadi beberapa golongan sebagai berikut: 

Klasifikasi/golongan
Jenis kendaraan
1
Sepedamotor, scoter
2
Sedan, jeep, station wagon
3
Oplet, mikrolet
4
Pick up, box
5a
Bus kecil
5b
Bus besar
6
Mobil truk 2 sumbu
7a
Mobil truk 3 sumbu
7b
Mobil gandengan
7c
Mobil tempelan
8
Kendaraan tidak bermotor
Waktu pelaksanaan survei arus tergantung kepada tujuan pelaksanaan survei, untuk mendapatkan arus lalu lintas harian maka survei dilakukan sepanjang hari, namun dapat dilakukan penyederhanaan dengan melakukan survei 16 jam, sebelum puncak pagi terjadi sampai dengan sesudah puncak sore, hasil kemudian dikonversikan untuk mendapatkan lalu lintas harian, untuk wilayah perkotaan biasanya survei dilakukan antara hari Selasa sampai dengan Kamis, sedangkan hari Jumat memiliki ciri tersendiri karena adanya kegiatan sholat Jumat, hari Sabtu sebagian perkantoran libur dan hari Minggu mempunyai ciri tersendiri yang sangat terpengaruh dengan kegiatan di kawasan yang dilakukan survei.
Survei dengan camera
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam melakukan survei adalah dengan menggunakan camera video yang di digitalisasi untuk kemudian bisa di peroleh informasi mengenai besarnya arus lalu lintas. Camera ditempatkan diatas jalan diarahkan kepada lalu lintas yang akan diukur besar arusnya[1]. Untuk mendeteksi arus lalu lintas dibentuk virtual loop, setiap kali loop dilewati kendaraan akan terdeteksi processor video yang kemudian dihitung sebagai sebuah kendaraan.
Penyajian data arus lalu lintas
Contoh profil jam-an sepanjang hari (24 jam) di kawasan perkotaan
Data disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan data tersebut, seperti:
o    15 menit ter padat,
o    Volume per jam,
o    jam puncak, merupakan saat terjadinya arus puncak dalam satu hari, biasanya di perkotaan terdapat dua puncak yaitu puncak pagi yaitu pada saat berangkat kerja/sekolah dan puncak sore pada saat pulang kerja,
o    volume harian, merupakan volume selama 24 jam,
o    volume rata-rata harian yang biasanya dihitung selama periode survei yang panjangnya 3 atau 4 hari yang kemudian di rata-ratakan
o    volume rata-rata harian dalam setahun,
o    Volume mingguan,
o    Volume bulanan.
Volume yang sifatnya detail, menitan, 15 menitan merupakan informasi yang diperlukan dalam penetapan waktu pada APILL, sedangkan volume harian rata-rata dalam setahun dibutuhkan dalam merencanakan jalan, sedangkan jam puncak digunakan untuk menentukan rasio volume per kapasitas.
Survei Kecepatan
Kecepatan ada besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda perpindahan. Besar dari vektor ini disebut dengan kelajuan dan dinyatakan dalam satuan meter per detik (m/s atau ms-1), atau kilometer perjam (km/jam)
Ada beberapa jenis kecepatan yang dikumpulkan dalam studi lalu lintas diantaranya: kecepatan sesaat, kecepatan perjalanan, kecepatan ruang waktu. Survei kecepatan biasanya digunakan untuk mengukur kecepatan lalu lintas yang menjadi indikator utam kinerja lalu lintas, tapi disamping itu digunakan untuk analisis potensi kecelakaan, dan digunakan juga untuk analisis kecelakaan.
Kecepatan sesaat
Radar Microdigicam yang digunakan di Brazil
Salah satu indikator kinerja lalu lintas yang penting dalam rekayasa lalu lintas adalah kecepatan sesaat, oleh karena itu pengukuran kecepatan sesaat merupakan satu yang diukur. Kecepatan sesaat biasanya digunakan untuk analisis perilaku masyarakat dalam berlalu-lintas didaerah rawan kecelakaan, tetapi juga digunakan dalam perencanaan perilaku masyarakat dalam penggunaan persimpangan. Tetapi juga digunakan untuk melakukan penegakan hukum terhadap pelanggaran kecepatan, untuk itu biasanya digunakan radar speed gun ataupun perangkat yang lebih canggih lagi dengan menggunakan perangkat elektronik yang dilengkapi dengan camera.
Satuan kecepatan
Rumus yang digunakan untuk mengukur kecepatan adalah:
Beberapa satuan kecepatan lainnya adalah:
o    meter per detik dengan simbol m/detik
o    kilometer per jam dengan simbol km/jam atau kph
o    mil per jam dengan simbol mil/jam atau mph
Metode pengukuran kecepatan sesaat
Ada beberapa cara yang digunakan dalam pengukuran kecepatan sesaat, diantaranya:
29.    Secara manual dilakukan dengan mengukur waktu tempuh jarak tertentu yang dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan gambaran kecepatan rata-ratanya dan simpangan bakunya serta percentil ke 85 nya[2]. Semakin banyak contoh yang diambil semakin baik, biasanya digunakan sekurang-kurangnya 30 contoh. Permasalahan dalam pengukuran seperti ini adalah akurasi pengukuran. Dua pengamat ditempatkan terpisah pada jarak tertentu, misalnya 50 m mengapit simeteris titik pengamatan. Pengamat pertama memberi tanda kepada pengamat kedua untuk mengaktifkan stop watch saat kendaraan melewati pengamat pertama. Pengamat kedua mematikan stop watch saat kendaraan melewati pengamat kedua. Kecepatan dihitung dengan membagi jarak (50 m) dibagi waktu tempuh antara posisi pengamat pertama dan kedua dianggap sebagai kecepatan sesaat. Pengamat pertama atau kedua bisa digantikan cermin yang ditempatkan serong dengan sudut 45 derajat.
30.    Secara mekanis dilalukan dengan menggunakan perangkat mekanis seperti dua pipa pneumatik yang dipasang pada jarak tertentu kemudian jeda waktunya diukur antara kedua pipa dilewati oleh roda kendaraan,
31.    Secara elektronik yang dilakukan dengan menggunakan perangkat elektronik seperti speed radar gun ataupun dengan menggunakan ultrasonic ataupun infra merah.
Analisis data kecepatan sesaat
Posisi persenti 50 (rata-rata) dan persentil 85
Setelah data dikumpulkan maka langkah selanjutnya di klasifikasi kan kedalam tabel distribusi deskriptif seperti berikut:
Rentang kecepatan
Titik tengah
Frekuensi
frekuensi kumulatif
Persentase kumulatif
Persentil
≤ 25
23
1
1
0,6

26 - 30
28
3
4
2,3

31 - 35
33
8
12
6,8

36 - 40
38
20
32
18,1

41 - 45
43
35
67
37,9
50
46 - 50
48
47
114
64,4
persentil
51 - 55
53
33
147
83,1
85
56 - 60
58
17
164
92,7
persentil
61 - 65
63
8
1172
97,2

66 - 70
68
4
176
99,4

≥ 70
73
1
177
10,0

Dari tabel diatas maka dapat di estimasi bahwa Kecepatan pada 50 persentil jatuh pada kecepatan antara 43 sampai 48 km/jam atau kalau dihitung dengan formula berikut :
Kecepatan perjalanan
Kecepatan perjalanan adalah kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua simpul yang dihitung dari dengan menghitung dari jarak antara kedua simpul dibagi dengan waktu tempuh antara kedua simpul tersebut. Didalam perhitungan waktu tempuh tersebut sudah termasuk waktu tundaan/delay yang terjadi selama menempuh antara kedua simpul tersebut. Perhitungan kecepatan perjalanan merupakan informasi yang digunakan dalam perencanaan perjalanan, termasuk dalam membuat jadwal perjalanan angkutan umum. Oleh karena itu survei kecepatan merupakan perangkat yang diperlukan oleh para perencana dalam merencanakan sistem transportasi, khususnya dalam penyusunan jadwal angkutan umum.
Rumus yang digunakan dalam menghitung kecepatan perjalanan sama seperti pada perhitungan kecepatan sesaat hanya saja jarak dan waktu yang digunakan lebih jauh dan lebih lama, berikut ditunjukkan rumus yang digunakan untuk mengukur kecepatan:
Metode yang digunakan dalam mengukur kecepatan perjalanan:
Kendaraan contoh
Dalam metode ini surveyor dengan menggunakan kendaraan berjalan dengan kecepatan yang sama dengan lalu lintas lainnya, dan diusahakan agar jumlah kendaraan yang menyalib dan disalib sama, untuk mendapatkan kecepatan rata-rata pada ruas yang di survei. Waktu dicatat pada formulir setiap simpul yang dilewati termasuk dimana hambatan dan penyebab hambatan. Contoh formulir bisa dilihat dalam tabel berikut ini.
Untuk mendapatkan nilai yang bisa diterima secara statistik maka data perlu dikumpulkan beberapa kali, angka yang biasanya digunakan adalah paling sedikit 6 (enam) sampel.
Pelacakan kendaraan
Perangkat pelacakan kendaraan berbasis GPS kendaraan sekarang ini banyak dipasarkan, dan bisa digunakan untuk mengukur kecepatan perjalanan. Untuk mendapatkan gambaran kecepatan perjalanan di wilayah perkotaan dapat dilakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang menggunakan sistem pelacakan kendaraan seperti yang banyak digunakan pada perusahaan taksi kota. Data pelacakan kemudian diolah untuk mendapatkan berbagai informasi perjalanan, diantaranya kecepatan perjalanan, asal tujuan perjalanan, kecepatan sesaat, dan sebagainya.
Pelaksanaan survei dapat dilakukan dengan cara yang lebih mudah lagi, yaitu dengan menggunakan perangkat GPS yang biasa digunakan untuk navigasi kendaraan sehingga diperoleh data jarak tempuh, waktu perjalanan, kecepatan kendaraan, kecepatan tertinggi.
Contoh penerapan survey kecepatan perjalanan
Diagram ruang waktu
Menginventarisasi kinerja operasional pada jalan Pakubuono Jakarta Selatan yang diangkat dari Pembenahan Transportasi Jakarta[3] meliputi:
o    Membagi ruas Pakubuono kedalam bagian ruas jalan;
o    Mengukur kecepatan lalu lintas pada bagian ruas jalan;
o    Mengukur waktu tundaan di persimpangan;
o    Angka kecelakaan yang terjadi pada masing-masing bagian ruas/simpang dalam bentuk Black Spot Map yang dirinci lebih lanjut dari type kecelakaan yang terjadi (Apakah Depan dengan depan, depan dengan samping atau samping dengan samping), jenis kendaraan yang mengalami kecelakaan;
Dari seluruh informasi kinerja selanjutnya dibuat Diagram Ruang Waktu sebagaimana terlihat dalam gambar. Semakin curam kurvanya semakin rendah kecepatan perjalanan pada bagian ruas jalan tersebut, yang diakibatkan gangguan kelancaran. Sedang untuk data kecelakaan diolah secara tersendiri dengan melakukan analisis konflik yang terjadi.
Survey parkir
Survey parkir dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik parkir disuatu kota atau kawasan. Karakteristik parkir merupakan ukuran-ukuran atau besaran-besaran yang bisa digunakan dalam merencanakan kebutuhan fasilitas ruang parkir serta digunakan dalam mengendalikan kebutuhan ruang parkir. Apalagi dengan permintaan ruang parkir yang sudah sedemikian tingginya. Hal ini perlu, sebab jika persoalan parkir tidak ditangani dengan baik, bisa memicu terjadinya kemacetan lalu lintas di jalan. Apalagi dengan makin banyaknya ruas jalan di beberapa kota besar yang belakangan banyak di dipakai untuk parkir (on street parking). Sehingga diperlukan penatan parkir yang baik, apalagi dengan makin terbatasnya ruang parkir dibandingkan jumlah kendaraan yang terus bertambah.
Bangkitan parkir
Pada saat ini, sebagian besar pengaturan sistem perparkiran yang terdapat di pusat-pusat perbelanjaan, perkantoran, dan lain sebagainya, masih dilakukan secara konvensional. Padahal untuk kelancaran dan kenyaman parkir, diperlukan manajemen dengan system penangan yang juga modern. Sehingga perlu adanya bangkitan parkir atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai Parking Generation. Maksudnya adalah bangkitan parkir yang terjadi di suatu kawasan, perkantoran, perbelanjaanan, sekolah, daerah wisata, ataupun tata ruang lainnya.
Informasi lain yang penting dalam bangkitan parkir adalah akumulasi parkir, sehingga dapat diperoleh profil penggunaan ruang parkir sepanjang hari secara akurat, lama parkir dan informasi yang terkait dengan jenis kendaraan yang parkir. Guna mendapatkan informasi bangkitan parkir yang akurat, perlu dilakukan survei parkir. untuk mendapatkan informasi besarnya bangkitan parkir, jenis kendaraan yang parkir, lamanya parkir, serta informasi pendukung lainnya. Dengan informasi ini, selanjutnya dapat direncanakan:
o    Jumlah ruang parkir yang dibutuhkan berdasarkan beberapa variabel seperti waktu.
o    Dasar untuk penerapan kebijakan parkir seperti kebijakan pembatasan ruang parkir, kebijakan tarif parkir dan kebijakan jangka waktu parkir.
Faktor yang mempengaruhi bangkitan parkir
Bangkitan parkir tergantung kepada beberapa faktor,di antaranya meliputi:
o    Besarnya kawasan terbangun yang biasanya terkait erat dengan tingkat pemilikan kendaraan pribadi.
o    Banyaknya dan kepadatan kegiatan yang berada di kawasan tersebut.
o    Besarnya daya tarik masyarakat untuk menuju kawasan tersebut.
o    Jumlah karyawan tetap maupun tidak tetap yang bekerja di kantor, atau kegiatan di kawasan tersebut.
o    Tingkat pemilikan kendaraan pribadi ataupun milik perusahaan/dinas masyarakat metropolitan atau kota yang bersangkutan. Pemilikan kendaraan berupa mobil dan atau sepeda motor. Pemilikan kendaraan pribadi masih belum mencapai titik jenuhnya, sehingga pertumbuhan masih akan berlangsung yang ditandai dari tingginya tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor.
o    Jenis kegiatan, apakah itu perkantoran, pusat perdagangan, sekolah atau apartemen.
o    Kebijakan perparkiran yang diberlakukan oleh pemerintah daerah yang bersangkutan.
Pengumpulan data
Pengumpulan data bangkitan parkir dapat dilakukan di tempat asal perjalanan ataupun di tempat tujuan. Survei parkir di tempat tujuan, dilakukan untuk mengetahui besarnya permintaan ruang parkir untuk masing-masing jam dalam satu (1) hari, menurut hari dalam satu minggu, dan menurut bulan dalam satu tahun. Karakteristik kebutuhan parkir dalam satu (1) minggu, dapat dilihat dalam contoh gambar berikut.
Contoh bangkitan parkir di perkantoran per 100 meter persegi luas lantai perkantoran.
Karakteristik harian dalam satu minggu dikawasan perkantoran akan mempunyai ciri khusus yaitu bahwa pada hari sabtu dan minggu tingkat pengguanaan ruang parkir akan rendah. Sedangkan untuk kawasan perbelanjaan akan berbeda, yang biasanya justru lebih ramai pada hari Sabtu dan Minggu.
Volume Parkir
Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang parkir di suatu tempat atau kawasan parkir tertentu selama waktu tertentu. Sedangkan waktu yang biasanya digunakan adalah satu hari. Karakteristik volume parkir tergantung kepada tempat di mana pelataran parkir/gedung parkir tersebut berada. Misalnya di perkantoran, pusat perbelanjaan, daerah wisata, sekolah, pasar dan lain sebagainya. Kalau di perkantoran, akan tinggi pada hari kerja sedang pusat perbelanjaan/mall akan tinggi pada akhir minggu.


Survei volume parkir
Biasanya masalah utama dari parkir adalah keterbatasan ruang parkir dibandingkan dengan jumlah kendaraan yang membutuhkan ruang parkir. Sehingga perlu dilakukan survei untuk mendapatkan informasi mengenai volume parkir. Hal ini bisa dilakukan dengan mengumpulkan jumlah kumulatip kendaraan yang parkir di tempat atau kawasan tersebut. Pendekatan lain yang dapat dilakukan dengan volume parkir adalah dengan mengumpulkan jumlah kendaraan yang masuk pelataran/gedung melalui pintu/gate masuk parkir dengan menggunakan rumus berikut:
Dimana:
VP:Volume parkir
Ei:jumlah kendaraan yang masuk ke pelataran/gedung parkir dalam periode i
n:jumlah periode jam pengamatan
Informasi volume parkir, sangat diperlukan untuk merencanakan kebutuhan ruang parkir. Di samping itu, data volume parkir beserta data lama parkir dan akumulasi parkir, digunakan untuk menghitung besarnya jumlah ruang parkir yang perlu disediakan. Dalam hal ini, data volume parkir menjadi informasi yang sangat diperlukan untuk pengendalian parkir dalam rangka kebijakan manajemen lalu lintas yang baik. Hal ini juga telah dipraktikkan di Indianapolis International Airport, yakni dengan menurunkan tarif parkir untuk menaikkan volume parkir dalam kaitannya untuk meningkatkan penumpang yang menggunakan angkutan udara. Bisa juga sebaliknya menaikkan tarif untuk menurunkan volume parkir.
Lama parkir
Waktu yang diperlukan atau lama parkir yang disebut juga sebagai durasi parkir yang dalam bahasa Inggrisnya disebut sebagai Parking duration, merupakan informasi mengenai lamanya parkir kendaraan di suatu tempat parkir. Tentu lamanya parkir tergantung kepada maksud perjalanan yang dilakukan. Misalnya untuk parkir di tempat kerja biasanya lebih panjang ketimbang belanja di mall. Apalagi parkir yang sekadar beli rokok atau roti di warung, durasi waktunya lebih pendek lagi.
Contoh distribusi lama parkir suatu pusat perbelanjaan.
Informasi mengenai lama parkir diperlukan guna merencanakan ruang parkir untuk suatu bangunan/gedung parkir ataupun kegiatan lain. Termasuk parkir untuk pengunjung pameran ataupun gedung olahraga yang kebutuhan parkirnya tidak rutin. Misalny gedung yang khusus didesain untuk ajang pameran, biasanya dikunjungi orang hanya kalau ada pameran. Begitu pula misalnya gedung olah raga ataupun pertandingan olahraga, itupun masih dipengaruhi oleh menarik tidaknya kegiatan itu. Sehingga, muatan parkirnya pun, akan sangat tergantung dengan situasi tersebut.
Cara memperoleh data lama parkir
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperoleh data lama parkir suatu kendaraan. Tapi yang paling mudah dan akurasinya tinggi, yakni dengan system computerized. Data lama parkir biasanya dikelola dalam suatu basis data berbasiskan komputer dengan mencatat waktu kendaraan masuk dan keluar ke pelataran/gedung parkir hingga kendaraan keluar. Kemudian dapat dihitung dengan formula:
dimana :
LP = Lama parkir
Wm = Waktu saat kendaraan masuk
Wk = Waktu saat kendaraan keluar
Sedang untuk mendapatkan lama parkir rata-rata dapat digunakan formula sebagai berikut:
Dimana:
Ei = frekuensi kendaraan yang parkir kelas i
LPi = lama parkir pada kelas i
= jumlah kendaraan yang parkir selama periode pengamatan.
Penggunaan informasi lama parkir
Informasi lama parkir ini sangat berguna untuk membuat manajemen parkir yang baik. Data informasi lama parkir, digunakan untuk merencanakan kebutuhan ruang parkir dan juga sistem pengaturan keluar masuknya kendaraan. Selain itu, data lama parkir bisa digunakan untuk menghitung besarnya tarif yang akan terapkan kepada penggun jasa parkir. Khususnya untuk tempat parkir yang harus membayar berdasarkan lama parkir. Satuan yang biasanya digunakan dalam perhitungan tarif adalah jam seperti yang banyak digunakan di perkantoran atau di pusat perbelanjaan di kota-kota besar Indonesia. Di sejumlah negara maju., bahkan menggunakan satuan 15 menit-an ataupun tiap menit. Selain itu, digunakan sebagai acuan[4] untuk menerapkan pembatasan lamanya parkir misalnya untuk menaikkan atau menurunkan muatan maksimum 5 menit, parkir di depan toko, maksimum 1 atau 2 jam saja. Dalam hal ini, biasanya digunakan meter parkir.
Akumulasi parkir
Akumulasi parkir merupakan jumlah kendaraan yang parkir pada suatu saat tertentu, di suatu tempat gedung parkir atau pelataran parkir. Informasi mengenai akumulasi parkir ini digunakan untuk merencanakan ruang parkir yang dibutuhkan pada suatu tempat ataupun untuk menerapkan pengendalian parkir di suatu kawasan. Survei akumulasi parkir
Untuk mendapatkan informasi mengenai akumulasi parkir, perlu dilakukan survei untuk mendapatkan profil kendaraan yang parkir dalam satu hari. Angka capaian tertinggi jumlah kendaraan yang parkir, disebut sebagai akumulasi tertinggi parkir. Angka ini bervariasi menurut kegiatan tempat, di mana ada pelataran/gedung parkir. Sebagai gambaran, perkantoran mencapai puncaknya pada siang hari sedang pertokoan/mall akumulasi hari kerja lebih rendah dari akumulasi pada akhir minggu (weekend) pada sore hari dan pemukiman/apartemen pada malam hari.
Besarnya akumulasi
Besarnya akumulasi parkir diberikan dengan formula sebagai berikut:
Di mana:
AP adalah akumulasi parkir
Ei adalah jumlah kendaraan yang masuk ketempat parkir
Ex adalah jumlah kendaraan yang keluar tempat parkir
Jika sebelumnya sudah ada kendaraan yang diparkir di lokasi parkir, maka jumlah akumulasi yang ada tersebut dijumlahkan dalam jumlah akumulasi parkir. Kendaraan yang ada di dalam, kadang karena sudah ada kendaraan yang datang sebelum dilakukan survei atau ada kendaraan yang menginap ataupun rusak dan ditinggal pemiliknya.
Di mana:
N = jumlah kendaraan yang ada sebelumnya
Akumulasi parkir di perkantoran
Waktu pelaksanaan survei
Waktu pelaksanaan survei tergantung kepada jenis kegiatan di mana survei itu dilakukan. Kalau di perkantoran, biasanya kegiatan lebih dominan pada jam kerja, pasar pada pagi hari. Di sekolah pada saat masuk dan keluar sekolah, hunian/apartemen pada malam hari.
Perputaran parkir
Perputaran parkir atau dalam bahasa Inggris disebut parking turnover, adalah suatu angka berapa kali berganti kendaraan yang parkir dalam satu satuan waktu tertentu. Biasanya perputarannya dalam satu hari. Angka ini akan tinggi pada tempat parkir di kawasan perbelanjaan, kantor pelayanan umum, dan angka ini rendah untuk perkantoran yang ruang parkirnya digunakan oleh karyawan sendiri.
Cara memperoleh data perputaran parkir
Adapun untuk memperoleh data ini, yakni dengan cara data dikumpulkan dengan metoda patroli[5]setiap 30 menit dengan mencatat nomor kendaraan pada setiap ruang parkir. Dengan survei ini, sekaligus dapat diperoleh angka perputaran parkir serta informasi lama parkir dengan satuan waktu 30 menit-an. Cara lain untuk mendapatkan data perputaran parkir adalah dengan menggunakan formula:
Dimana:
T : adalah besarnya perputaran parkir
VP : adalah Volume parkir
JRP : adalah Jumlah ruang parkir yang tersedia
Penggunaan informasi perputaran parkir
Informasi perputaran parkir, akansangat membantu dalam merencanakan kebutuhan ruang parkir. Semakin rendah perputaran parkir, akan semakin banyak ruang parkir yang dibutuhkan. Di samping itu, informasi perputaran parkir dibutuhkan untuk mendapatkan informasi jumlah kendaraan yang parkir. Misalnya parkir di pinggir jalan untuk digunakan sebagai masukan dalam menetapkan jumlah pendapatan parkir yang bisa diperoleh untuk sistem yang beroperasi atas dasar tarif tetap yang biasanya digunakan pada parkir di pinggir jalan. Dalam suatu kantor pelayanan umum ataupun kawasan perbelanjaan/pertokoan yang perputaran parkirnya tinggi, maka biasanya dipisahkan parkir untuk tamu yang datang di gedung itu dengan parkir untuk karyawannya. Parkir untuk tamu, biasanya ditempatkan sedekat mungkin dengan pintu masuk pelayanan ataupun pintu masuk perbelanjaan ataupun pertokoan.
Survei asal tujuan
Survai asal tujuan atau dalam bahasa Inggris disebut Origin-destination survey adalah survai yang mempelajari pola perjalanan dengan mempelajari asal dan tujuan perjalanan yang digunakan sebagai sumber informasi utama dalam proses perencanaan transportasi secara luas untuk transportasi nasional, regional maupun lokal, survei juga digunakan dalam perumusan analisis dampak lalu lintas. Ada beberapa cara untuk melakukan survai asal tujuan, dan terkadang dalam pelaksanaannya di kombinasikan pelaksanaannnya untuk meningkatkan kualitas survai.
Cara pelaksanaan survei
Survai wawancara dipinggir jalan
Disebut juga road side interview merupakan survai untuk mengumpulkan informasi perjalanan yang dilakukan masyarakat yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun angkutan umum. Seperti halnya survai wawancara rumah tangga dilakukan pada hari normal. Informasi yang dikumpulkan :
o    jumlah penumpang
o    tingkat pendapatan
o    asal tujuan setiap penumpang
o    maksud perjalanan
o    waktu perjalanan
Untuk melengkapi hasil survai dilakukan juga sekaligus pengukuran arus lalu lintas.
Survai wawancara rumah tangga
Merupakan survai yang membutuhkan biaya yang besar, namun dapat menghasilkan kualitas hasil survai yang baik.
Pendekatan
Disebut juga home interview survey merupakan survai untuk mengumpulkan data perjalanan yang dilakukan setiap anggota keluarga pada hari yang normal. Hari normal adalah hari senin, selasa, rabu dan kamis.
Informasi yang dikumpulkan:
o    jumlah anggota keluarga
o    jumlah pemilikan kendaraan
o    pekerjaan anggota keluarga
o    Tingkat pendapatan keluarga
o    Perincian perjalanan setiap anggota keluarga:
§   jumlah perjalanan yang dilakukan setiap anggota keluarga
§   asal- tujuan perjalanan setiap anggota keluarga
§   moda yang digunakan dalam setiap perjalanan
o    waktu perjalanan dilakukan
Ukuran sampel
Besaran sampel yang dikumpulkan tergantung kepada ukuran kota seperti ditunjukkan dalam tabel beriukut:
Jumlah penduduk kota
Ukuran sampel
< 50 000
10 - 20 %
50 000 - 300 000
3 - 12 %
300 000 - 500 000
2 - 6 %
500 000 - 1 000 000
1,5 - 5 %
> 1 000 000
1 - 4 %
Survai kartu pos
Survai asal tujuan dapat pula dilakukan dengan meminta penumpang angkutan pribadi maupun angkutan umum untuk mengisi suatu quesioner yang kemudian dikirim kekantor pengumpul informasi dengan cuma-cuma.
Survai plat nomor kendaraan
Merupakan salah satu pendekatan dalam survai asal tujuan dengan menempatkan surveyors/camera untuk mencatat atau merekam nomor kendaraan yang melewati titik survai. Titik survai ditempatkan sedemikian sehingga dapat didapatkan informasi asal tujuan perjalanan. Data selanjutnya diolah dengan program sederhana untuk mendapatkan informasi asal tujuan perjalanan, dengan semakin maju perangkat lunak modelling asal tujuan ini, pelaksanaan survey dapat dilakukan dalam kawasan yang lebih luas, sepanjang titik-titik pengamatan ditempatkan dengan lokasi yang mempertimbangkan tujuan antara yang bisa jadi tidak terekam.
Survei berat dan dimensi kendaraan
Survei dimensi dan berat kendaraan berfungsi untuk mendapatkan informasi mengenai terjadinya pelanggaran terhadap dimensi kendaraan maupun terhadap kelebihan muatan sumbu ataupun muatan kendaraan. Dampak kelebihan dimensi terutama terdahap peningkatan angka kecelakaan lalu lintas khususnya pada jalan-jalan 2 lajur dua arah yang masih terdapat diseluruh wilayah Indonesia. Sedangkan kelebihan muatan berdampak terhadap pengrusakan jalan yang lebih awal. Sebagai contoh[6] pada jalan dengan daya dukung muatan sumbu antara 8.000 kg (jalan kelas III) sampai 10.000 kg (jalan kelas II) setiap peningkatan berat sumbu sebesar 10 persen akan meningkatkan dampak terhadap kerusakan jalan sebesar 20 sampai 25 %. Dalam kondisi bergerak dampak terhadap pengrusakan jalan akan bertambah sebesar 5 % sampai 40% dari muatan statis. Dampak kerusakan darat berkurang bila digunakan sumbu tandem, walaupun tetap akan mengakibatkan pengrusakan yang lebih rendah sekitar 5 % dari sumbu tunggal.
Peralatan
Timbangan jinjing yang digunakan untuk menimbang sumbu kendaraan
Untuk melakukan survey berat dan dimensi kendaraan ini diperlukan peralatan untuk melakukan penimbangan kendaraan serta peralatan untuk mengukur dimensi kendaraan.
56.    Untuk pelaksanaan survei dapat menggunakan Jembatan Timbang yang sudah ada dan tersebar diseluruh wilayah nusantara. Untuk pelaksanaannya diperlukan perijinan penggunaan jembatan timbang dari Dinas Perhubungan Propinsi setempat untuk bisa menggunakan perangkat jembatan timbang.
57.    Perangkat timbangan jinjing yang mudah dibawa ke mana-mana, sehingga pelaksanaan dapat dilakukan ditempat yang acak. Permasalahan dalam menggunakan survei dengan perangkat jinjing adalah perlu waktu yang lama untuk melakukan pengumpulan data.
Pelaksanaan survei
Pelaksanaan survey akan lebih mudah kalau dilaksanakan dijembatan timbang, karena semua fasilitas sudah tersedia, namun untuk pelaksanaan dengan menggunakan timbangan jinjing lebih sulit karena beberapa hal berikut ini:
58.    harus dicari tempat disisi jalan yang memungkinkan untuk dilakukan survei dengan tidak mangganggu kelancaran arus lalu lintas
59.    harus berada pada jalan lurus dengan jarak pandang bebas yang cukup,
60.    harus terletak pada bidang yang datar, tidak pada tanjakan atau turunan